Saat pertama memikirkan sebuah usaha, yang akan dipertimbangkan adalah skala usaha, tenaga kerja, ide usaha, permintaan pasar, dan yang paling utama adalah persiapan modal awal untuk usaha serta dari mana sumber modal tersebut didapatkan.
Sebuah modal merupakan pondasi utama dalam usaha yang segera kamu bangun. Akan tetapi harus kamu ingat bahwa modal tidak hanya tentang aset atau uang saja, melainkan dalam bentuk ilmu pengetahuan atau pengalaman terhadap jenis usaha yang akan dilakukan, seperti keberanian, jaringan, pengalaman bekerja.
Akan tetapi dari beberapa bentuk modal yang dituliskan di atas, semua pelaku bisnis cenderung menemukan hambatan ketika ingin membuka bisnis yakni dalam bentuk uang ataupun aset.
Maka dari itu, disini kita akan membahas mengenai informasi cara mendapatkan modal usaha bagi kamu yang ingin membuka bisnis. Terdapat beberapa opsi yang bisa kamu lakukan agar bisa memperoleh modal usaha tersebut, Berikut penjelasannya.
1. Memperoleh dari Penggalangan Dana
Memperoleh modal usaha dari penggalangan dana merupakan hal yang sangat bisa terjadi. Di era teknologi yang begitu canggih membuat semuanya dapat terlaksana. Melakukan penggalangan dana, dengan bahasa populernya yakni crowdfunding, hal ini sudah sangat umum terjadi di kota besar.
Begitu banyak platform situs yang sudah menyediakan wadah untuk para pelaku bisnis supaya mendapatkan sumber modal usaha. Penggalangan dana ini pada prosesnya akan menghubungkan kamu dengan seseorang yang siap memberikan modal investasi kepada kamu, yang dimana nantinya tetap melalui perhitungan pembagian untung.
2. Menjual Barang atau Aset
Dengan menjual aset atau barang yang kamu miliki, ini bisa menjadi opsi agar kamu bisa mendapatkan modal untuk usaha tanpa harus meminjam atau terikat jaminan terhadap hal apapun. Aset merupakan sesuatu barang yang kamu miliki, bisa berupa mobil, perabotan rumah, motor, tanah, dan aset lainnya. Kamu bisa menjual salah satu aset yang kamu miliki untuk dijadikan modal usaha kamu.
Walaupun begitu, bukan berarti kamu dengan mudahnya untuk menjual beberapa aset yang kamu miliki untuk dijadikan sebagai modal usaha. Kamu juga perlu memikirkan tentang keuntungan dan kerugian ketika menjual aset yang dimiliki, setelah itu baru kamu bisa membandingkan peluang usaha dari rencana yang akan kamu eksekusi agar bisa menentukan pilihan bijak sebelum bertindak.
3. Meminjam Dana dari Keluarga
Tips berikutnya yakni mendapatkan sumber dana dari meminjam kepada keluarga atau kerabat. Pada kasus ini kamu bisa melakukan opsi yang setidaknya lebih aman dari pada meminjam ke koperasi atau bank, yakni kamu bisa meminjam ke saudara kandung, adik, kakak, orang tua atau bahkan sepupu terdekat kamu.
Umumnya ketika meminjam uang dengan saudara tidak akan berbunga, hal ini tentu menjadi peluang bagus untuk kamu, dalam hal mengurangi tekanan dari beban bunga jika harus meminjam dana dari bank atau koperasi. Meski begitu, kamu juga harus menepati janji dan wajib mengembalikan uang yang sudah kamu pinjam terhadap keluarga, agar tidak membuat masalah baru di dalamnya.
4. Mencari Investor
Adanya investor sama halnya dengan menjalin sebuah kerja sama atau mitra, akan tetapi investor sendiri cenderung sebagai pemberi modal saja, yaitu dalam bentuk kucuran dana. Investor sendiri terbagi menjadi 2 jenis yakni investor tambahan dan investor tunggal, kedua jenis investor ini semuanya mendapatkan keuntungan sesuai yang ditetapkan.
Agar bisa meyakinkan para investor untuk mau memberi kucuran dana kepada usaha milikmu, kamu harus ada upaya seperti mempresentasikan bisnis dari awal sampai akhir yang akan kamu bangun serta perkiraan dana yang dibutuhkan untuk bisa menjalankan bisnis agar bisa berkembang dan berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
5. Meminjam Uang di Koperasi atau Bank
Meminjam uang di bank merupakan cara terakhir yang dapat kamu lakukan ketika bingung mencari modal meski sudah berusaha mencari dengan opsi lain. Mengajukan pinjaman di bank terdiri dari 2 kategori yakni pinjaman tanpa menggunakan jaminan serta pinjaman dengan jaminan tertentu. Bentuk pinjaman pun ada yang berbasisi konvensional dan juga berbasis syariah.
Lalu, seorang peminjam diwajibkan untuk mengembalikan seluruh dana yang sudah dipinjamkan pada fase waktu yang sudah ditentukan, umumnya ketika akan meminjam uang di bank kamu bisa melihat atau mengecek tabel kredit supaya bisa menghitung beban biaya dengan kemampuan keuangan kamu saat akan membayar semua angsuran yang harus lunasi.
Pastinya kamu secara pribadi bisa mengukur kemampuan finansial kamu sendiri, agar dikemudian hari tidak menambah masalah baru, niat ingin mendapatkan untung karena membuka usaha justru berbalik menjadi pusing untuk bisa mengembalikan uang pinjaman bank yang setiap bulannya selalu ditagih apalagi usaha yang kamu jalankan belum tentu lancar setiap hari karena pasang surut dalam bisnis.