Apa yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah?

Ada begitu banyak alasan yang menjadi pengaruh bagi nilai tukar rupiah, dimana semua hal tersebut berkaitan dengan perdagangan baik dalam negeri maupun antar negara. Anda perlu ingat bila nilai tukar ini bersifat relatif serta dibaca sebagai sebuah perbandingan kurs antar dua negara. 

Di bawah ini merupakan beberapa hal yang menjadi faktor utama penentuan nilai tukar rupiah antar negara, perhatikan pula jika aspek tersebut tidaklah dalam urutan yang pasti. Selain itu, segala faktor yang disebut tidak lepas dari pro dan kontra.

Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah

  • Ada selisih angka inflasi

Pada umumnya, sebuah negara yang mempunyai tingkat inflasi dengan konsistensi rendah memperlihatkan adanya peningkatan pada nilai mata uangnya. Sesuai dengan kemampuan daya belinya yang juga meningkat terhadap kurs lainnya.

Pada paruh terakhir dari abad kedua puluh saat ini, negara-negara dengan tingkat inflasi rendah seperti Jepang, Swiss dan Jerman, sedangkan Kanada dan Amerika Serikat mencapai inflasi cukup rendah pada waktu tertentu.

Negara dimana inflasinya lebih tinggi, akan terkena depresiasi mata uang pada negaranya bila dibandingkan dengan nilai mata uang dari mitra dagangnya. Karena hal ini biasanya akan dibarengi oleh peningkatan suku bunga tinggi.

  • Perbedaan di suku bunga

Nilai tukar, inflasi dan suku bunga memiliki ikatan satu dengan lainnya. Dimana ketika Bank Sentral melakukan manipulasi terhadap suku bunga pastinya akan membawa pengaruh tersendiri terhadap inflasi serta nilai tukar rupiah, sehingga apabila tingkat dari suku bunga ini diubah akan memberikan dampak pada nilai dari mata uang dan inflasi.

Suku bunga tinggi memang menawarkan keuntungan yang lebih tinggi untuk kreditur sebagai pemberi pinjaman, dibandingkan dengan negara lain. Karena itu, saat suku bunga menjadi lebih tinggi, hal tersebut akan mampu menarik minat investor asing dan membuat nilai tukar semakin tinggi.

Tentu hal tersebut berlaku sebaliknya, yaitu dimana suku bunga akan yang rendah cenderung membuat nilai tukar menjadi turun. Tetapi, saat suku bunga meninggi memiliki dampak baik. Contohnya bila Indonesia mengalami inflasi dan menjadi tinggi, maka akan mendorong nilai tukar di negara lain lebih rendah.

  • Defisit pada akun berjalan

Neraca perdagangan atau transaksi berjalan antara negara yang satu dengan yang lain beserta mitra dagangnya, merupakan pembayaran untuk barang, bunga, jasa dan dividen antar negara. Defisit pada transaksi berjalan memperlihatkan bila negara sudah menghabiskan banyak dana di sektor perdagangan di luar negeri dibandingkan pendapatan.

Karenanya negara mau tidak mau, harus meminjam sejumlah modal yang asalnya dari pihak asing guna menutupi defisit yang saat ini sedang terjadi. dengan begitu, negara memerlukan lebih banyak mata uang dari negara lain dengan cara melakukan ekspor serta memasok lebih pada mata uang negara.

Kelebihan lain pada permintaan mata uang negara asing adalah menurunnya nilai tukar rupiah dimana penurunan ini dapat terjadi secara terus menerus hingga produk serta jasa di dalam negeri dianggap murah bagi turis asing dan saat aset asing menjadi mahal ketika dijual untuk kepentingan negara.

  • Utang publik

Ada kalanya negara terlibat dalam hal pembiayaan defisit secara besar-besaran guna membayar sejumlah proyek pada sektor publik serta pendanaan pemerintah agar dapat merangsang perkembangan ekonomi domestik.

Namun faktanya, negara yang memiliki defisit publik serta hutang besar biasanya tidak akan menarik minat investor asing. Alasannya adalah hutang yang besar dapat mendorong terjadinya inflasi yang mana bila menjadi tinggi, tentunya tidak akan mampu untuk membayar keseluruhan hutang secara cepat.

Dimana nantinya dapat terbayarkan dalam bentuk dolar secara nyata dan jauh lebih rendah di masa mendatang. Hal terburuknya, ada kemungkinan bila pemerintah akan mencetak uang guna membayar sebagian hutang yang lebih besar. Namun, pastinya ketika jumlah uang yang beredar semakin meningkat bisa terjadi inflasi.

Belum lagi bila pemerintah tidak mampu untuk mengatasi defisit dengan cara-cara, seperti menjual obligasi, meningkatkan peredaran uang dan lainnya. Maka yang harus dilakukan adalah meningkatkan pasokan dalam hal penjualan perusahaan sekuritas asing sampai mereka menurunkan harganya.

  • Ketentuan perdagangan

Untuk rasio perbandingan harga impor dan ekspor, ketentuan perdagangan memang berhubungan dengan neraca pembayaran serta rekening giro. Apabila harga ekspor dari suatu negara meningkat dan tingkatan tersebut lebih besar dibandingkan impornya.

Maka, ketentuan perdagangannya bisa dianggap menguntungkan dan baik. Peningkatan dalam ketentuan perdagangan tersebut akan memperlihatkan permintaan pasar dari negara tersebut akan menjadi besar dan sudah pasti akan meningkatkan pendapatan.

Dengan begitu mereka akan mampu menyediakan permintaan mata uang uang semakin meningkat dan apabila harga ekspor menjadi naik dibandingkan impornya, maka nilai dari mata uang dapat menjadi turun secara relatif pada negara yang bermitra dalam hal perdagangan.

  • Kinerja ekonomi dan stabilitas politik

Para investor dari luar negeri pastinya akan memilih negara yang memiliki kinerja ekonomi stabil dan kuat saat mereka akan menanamkan modal pada negara tersebut. Karena pada dasarnya negara dalam keadaan yang baik, akan menarik bagi investor dibandingkan dengan negara yang sedang kacau.

Karena kekacauan politik pada suatu negara bisa menyebabkan hilangnya rasa percaya terhadap nilai mata uang serta pergerakan modal dapat beralih kepada negara yang jauh lebih stabil.